Dalam postulatnya Planck
mengkuantisasikan energi yang dapat dimiliki osilator, tetapi tetap
memandang radiasi thermal dalam rongga sebagai gejala gelombang.
Einstein dapat menerangkan efek fotolistrik dengan meluaskan konsep
kuantisasi Planck. Einstein menggambarkan bahwa apabila suatu osilator
dengan energi pindah ke suatu keadaan dengan energi, maka osilator
tersebut memancarkan suatu gumpalan energi elektromagnetik dengan
energi, Einstein menganggap bahwa gumpalan energi yang semacam itu yang
kemudian dikenal sebagai foton, yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
- Pada saat foton meninggalkan permukaan dinding rongga tidak menyebar dalam ruang seperti gelombang tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang terbatas yang sangat kecil.
- Dalam perambatannya, foton bergerak dengan kecepatan cahaya c.
- Energi faton terkait dengan frekuensinya yang memenuhi e = hv.
- Dalam proses efek fotolistrik energi foton diserap seluruhnya oleh elektron yang berada di permukaan logam.
Lima tahun sesudah Planck mengajukan
makalah ilmiahnya tentang teori radiasi thermal oleh benda hitam
sempurna, yaitu pada tahun 1905, Albert Einstein mengemukakan teori
kuantum untuk menerangkan gejala fotolistrik. Secara eksperimental
sahihnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun 1914.
Millikan secara eksperimental membuktikan hubungan linear antara
tegangan pemberhentian elektron dan frekwensi cahaya yang mendesak
elektron pada bahan katoda tertentu.
Pada tahun 1921 Albert Einstein
memperoleh hadian Nobel untuk Fisika, karena secara teoritis berhasil
menerangkan gejala efek fotolistrik.
Sumber http://angahazhari.blogspot.
Sumber http://angahazhari.blogspot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar