PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang yang
berupa mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada manusia, melalui
Jibril, dengan perantara rasul terakhir Muhammad, berfungsi utama
sebagai petunjukNya bagi manusia sebagai makhluk psikofisik yang
bernilai ibadah bagi yang membacanya. Eksistensi dan keadaan manusia
memang membutuhkan petunjukNya dalam menempun kehidupan di dunia. Tanpa
petunjuk, manusia hidup tersesat yang berakhir tidak selamat (Rif’at
Syauqi Nawawi, 2009: 203).
Manusia adalah mahluk yang lemah, maka
manusia membutuhkan ilmu sebagai alat yang dipergunakan untuk memudahkan
kehidupannya. Menurut Dodi Syihab (2010), karena Ilmu sebagai alat bagi
manusia untuk mengetahui dan memahami sesuatu, dengan ilmu banyak
manusia menjadi baik dan dengan ilmu itu juga banyak manusia menjadi
rusak. Pada intinya ilmu tercipta dalam rangka mempermudah manusia untuk
sampai kepada tujuan. Semakin banyak ilmu yang manusia miliki
seharusnya semakin mempermudah dirinya melakukan sesuatu, namun hampir
setiap manusia semakin banyak memiliki ilmu pengetahuan semakin sulit
untuk mengerjakan sesuatu sehingga menyiksa dirinya, terkekang dengan
pengetahuannya. Dengan demikian banyak manusia mencari ilmu yang tidak
bisa dilakukan atau diamalkan, namun adajuga manusia yang memiliki ilmu
dan diamalkan dalam kehidupan kesehariannya.
Manusia yang diberi anugrah akal yang
membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Allah yang lainnya, dengan akal
manusia dapat mengetahui segalanya, tentang kehidupan, baik buruk,
bahkan sampai mengetahui tentang adanya Allah melalui pencitaanNya,
namun manusia tidak dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara dirinya
dalam mendekatkan diri dengan Allah, bagaimana cara beribadah kepada
Allah, mengenai kehidupan di akhirat, surga neraka dan lain sebagainya.
Dengan demikian, manusia dengan akalnya tidak semua dapat diketahui,
dalam hal ini, Allah menurunkan wahyu berupa Al-Qur’an sebagai
penyempurna akal manusia, petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya dan
menjawab apa yang tidak dapat manusia ketahui tersebut.
FUNGSI AL-QUR’AN
Fungsi utama al-Qur’an yaitu sebagai
hidayah (petunjuk) bagi manusia dalam mengelola hidupnya di dunia secara
baik dan merupakan rahmat untuk alam semesta, disamping pembeda antara
yang hak dan batil, juga sebagai penjelas terhadap segala sesuatu,
akhlak, moralitas, dan etika-etika yang patut dipraktekkan manusia dalam
kehidupan mereka. Penerapan ajaran Tuhan itu akan membawa dampak
positif bagi manusia sendiri.
Disamping fungsi utama, hidayah Tuhan,
juga memiliki fungsi-fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu
sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw untuk membuktikan bahwa ia adalah
Nabi dan rasul Tuhan, dan bahwa al-Qur’an adalah firmanNya bukan ucapan
atau ciptaan Muhammad sendir.
Juga sebagai hakim pemutus yang diberi
wewenang oleh Allah guna memberikan keputusan pamungkas mengenai
berbagai masalah yang diperselisihkan di kalangan para pemimpin agama
dari pelbagai macam agama. Dan juga sebagai penguat terhadap kebenaran
kitab-kitab terdahulu sebelum al-Qur’an dan kebenaran para nabi dan
rasul sebelum Nabi Muhammad saw.
Disamping itu, fungsi al-Qur’an adalah
sebagai keterangan yang jelas, sebagai pelajaran yang baik bagi
orang-orang yang bertakwa (Ali Imran:138) dan sebagai penyembuh (syifa) serta rahmat bagi orang beriman (Yunus:57).
Terkait dengan fungsi al-Qur’an sebagai
petunjuk, ulama-ulama tafsir mencurahkan perhatian yang besar untuk
lebih mengedepankan fungsi itu, Muhammad Abduh yang dikutip oleh Rif’at
Syauqi Nawawi, memberikan perhatiannya yang begitu besar terhadap segi
hidayah al-Qur’an, beliau mengatakan kelemahan dan kemunduran umat Islam
serta hilangnya kejayaan mereka di masa silam adalah karena mereka
berpaling dari petunjuk al-Qur’an. Untuk memperoleh kejayaan,
kepemimpinan dan kehormatan hidup, menurutnya jalan yang harus ditempuh
ialah kembali kepada petunjuk al-Qur’an dan berpegang teguh kepadanya,
umat Islam tidak hanya mengimani al-Qur’an sebagai kitab suci melainkan
melaksanakan apa yang telah diajarkan al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari dalam wujud perbuatan nyata. (Rif’at Syauqi Nawawi, 2009:
203-206).
KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
al-Qur’an sebagai mu’jizat Nabi Muhammad
saw yang besifat Logis dan Rasional, hal ini sejalan dengan tingkat
perkembangan pengetahuan dan peradaban manusia, dari yang dulunya
tenggelam dalam mitos dan kebodohan menuju era yang semakin maju, logis
dan rasional. Mu’jizat Nabi Muhammad saw selalu menantang nalar dan
logika untuk mengkaji dan membuktikan kebenarannya.
Kemukjizatannya akan selalu terungkap
sejalan dengan perkembangan pengetahuan, peradaban dan kemampuan nalar
manusia, disamping paparannya logis dan rasional, ia juga tidak pernah
musnah dan tergantikan meskipun waktu dan tempat yang selalu berubah
(Yusuf Ahmad, 2009: 27-28).
Adapun garis besar isi kandungan dalam al-Qur’an meliputi:
- Akidah, yaitu ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
- Ibadah, yaitu menurut bahasa adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Sedangkan menurut pengertian Fuqaha, ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam rukun Islam.
- Akhlak, yaitu perilaku yang dimiliki manusia, baik akhlak yang terpuji (akhlakul karimah) maupun tercela (akhlakul madzmumah). Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Hukum-hukum. Hukum yang ada dalam Al-Qur’an adalah memberi perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis seperti Jinayat, Mu’amalat, Munakahat, Faraidh dan Jihad.
- Peringatan (tadzkir), adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id, maupun berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga Jannah atau waa’ad. Disamping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an yang disebut Targhib dan kebalikannya ganbaran yang menakutkan yang disebut Tahrib.
- Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebiasaan akibat tidak taat atau ingkar kepada Allah SWT. Dari sejarah itu dapat diambil hikmah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari atau dengan istilah lain disebut ikhbar.
- Dorongan untuk berfikir. Didalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Inilah yang akan kita kaji pada pembahasan selanjutnya.
ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN
Menurut Yusuf Ahmad (2009), ilmu dalam
Islam adalah ibadah, ibadah secara etimologi berarti “merendahkan diri”
dan secara istilah adalah tunduk kepada Allah swt atas apa yang Dia
perintahkan dan Dia larang. Sedangkan ilmu dalam bahasa berarti
mengungkap sesuatu untuk mengetahui hakikatnya.
Manusia adalah mahluk yang paling utama
dimuka bumi dibekali dengan akal dan indera agar mengetahui dan
mengenal-Nya, mengetahui dan mengenal Allah adalah dengan memahami
jejak-jejak penciptaan-Nya, menghayati keindahan ciptaan-Nya dan
merasakan keagungan ayat-ayatNya, mereka yang mampu melakukan semua itu
adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas.
Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan, diantaranya:
- Manusia mengembangkan studi ilmu alam, fenomena-fenomena alam dan hasil penelitian manusia tidaklah melenceng seperti apa yang diterangkan dalam al-Qur’an, manusia meneliti tentang bentuk muka bumi dan segala yang berada diatasnya seperti gunung-gunung dan sungai-sungai (QS. An-Nahl: 15, An-Naba’: 6-7), al-Qur’an juga memaparkan tentang laut dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya (QS. An-Nahl: 14, Fathir: 12, al-Furqan: 53, ar-Rahman: 19-21), al-Qur’an menjelaskan fenomena alam di langit dan hubungannya dengan bumi (QS. Ar-Rum: 24, ar-Ra’d: 12-13).
- Manusia menemukan ilmu tentang perbintangan / astronomi, namun al-Qur’an sudah jauh menjelaskan tentang hal itu, seperti al-Qur’an menyebutkan langit yang dipenuhi oleh bintang dan Planet (QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-An’am: 97), Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan kehidupan manusia (QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13).
- Manusia mengembangkan Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Qur’an menerangkan tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan antara keduanya dengan kehidupan manusia dan binatang (QS. As-Sajdah: 27), menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. az-Zumar: 21), menjelaskan macam-macam buah (QS. Al-An’am: 141, an-Nahl: 10-11).
- Manusia mengembangkan ilmu Biologi, dan al-Qur’an menjelaskan asal kehidupan binatang dan jenis-jenisnya (QS. An-Nur: 45), menjelaskan proses kehidupan manusia dan tahapannya (QS. Al-Mu’minun: 12-14, al-Hajj: 5).
- Al-Qur’an menyebutkan tentang kesehatan dengan melarang makan dan minum berlebihan (QS. Al-A’raf: 31) kemudian disusunlah Ilmu tentang Kedokteran.
- Kemudian al-Qur’an menjelaskan semua (point 1-5) dalam satu ayat secara ilmiah, seperti QS. Al-Baqarah: 164, dan al-Jatsiah: 3-5.
- Al-Qur’an mengajak manusia untuk melakukan perjalanan (petualangan) di muka bumi melalui darat atau laut agar bisa saling mengenal secara lebih dekat antara berbagai suku, bangsa-bangsa dan kelompok yang ada di bumi (QS. Al-Hujurat: 13).
- Al-Qur’an mendorong manusia untuk menceritakan tentang kisah-kisah kaum dan suku bangsa terdahulu dengan tujuan untuk mengungkap kejadian yang mereka alami (QS. Ar-Rum: 9, Ali Imran: 137, al-Ankabut: 20), maka kemudian disusunlah ilmu geografi dan sejarah.
Berdasarkan itu semua, jika kita mau
menjadi ilmuwan maka harus memahami al-Qur’an dengan ilmu tafsir yang
ditunjang oleh kaidah bahasa dan garamatika arab, disamping itu dibekali
dengan ilmu logika , mengetahui kandungan hukumnya berdasarkan ilmu
fikih didukung oleh kajian ilmu ushul, mengungkap fenomena langit dengan
ilmu astronomi, memahami bumi serta isinya dengan disiplin ilmu alam
dan geologi dan juga melakukan observasi dimuka bumi untuk menemukan
jalur antara berbagai tempat dan daerah dengan geografi, merekontruksi
peristiwa-peristiwa masa lampau dan meneliti kisah-kisah dengan ilmu
sejarah dan mengetahui berbagai macam penyakit dan kesehatan dengan
kedokteran.
Oleh karena itu, maka tidak heran apabila banyak tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang banyak ahli diberbagai disiplin ilmu, seperti:
- Yakub al-Kindi dan Abu Bakar ar-Razi adalah pakar kedokteran, filsafat, astronomi, kimia dan music.
- Ibnu Sina adalah seorang filsuf, dokter, ahli fikih dan penyair.
- Al-Farabi ahli dibidang filsafat, musik, dan kedokteran.
- Al-Biruni ahli dibidang astronomi, filsafat, matematika dan geografi.
- Abu Hanifah ad-Dainuri ahli dibidang astronomi dan matematika, juga bidang botani.
- Ibnu an-Nafis ahli kedokteran, ushul dan hadits.
- Az-Zamakhsyari, ahli tafsir dan geografi, bahasa dan sastra.
- Dll.
KESIMPULAN
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang
diberikan oleh Allah kepada Rasul Muhammad saw sebagai penguat
kenabiannya, yang berfungsi sebagai petunjuk dan memberikan pedoman bagi
kehidupan manusia menuju kejalan yang benar, disamping itu juga
al-Qur’an mengajarkan dan mendorong manusia untuk berfikir logis dan
rasional, menggunakan daya akalnya untuk mengungkapkan segala keagungan
Tuhan yang dapat dilihat dan diteliti melalui penciptaan-Nya.
Maka dari itu tak heran apabila kaum
muslimin setelah sepeninggalan Rasulullah, banyak mengkaji al-Qur’an dan
Sunnah dalam kehidupannya sehingga jaya dan terangkatlah derajat umat
muslim dan menjadikannya umat yang paling maju yang pernah dialami dalam
sejarah dunia.
Terdapat banyak ayat-ayat dalam al-Qur’an
yang berisi tentang Ilmu pengetahuan yang bersifat Ilmiyah dan sesuai
atau selaras dengan hasil penelitian manusia zaman sekarang, sehingga
terbuktilah kebenaran dan kemukjizatan al-Qur’an.
REFERENSI
Ahmad, Yusuf. Ensiklopedi Keajaiban Ilmiah Al-Qur’an. Volume pertama. Jakarta: Taushia. 2009.
________, Kumpulan Makalah Ulumul Qur’an semester I PAI VE. (Bahan Diskusi Kelas). 2009.
Nawawi, Rif’at Syauqi. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: WNI Press. 2009.
Syihab, Dodi. Al-Qur’an Sandi Kecerdasan. Jakarta: Aldi Prima. 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar