MUSIM
balap MotoGP 2012 sudah dimulai. Balapan perdana yang digelar di
Sirkuit Commercial Bank Grand Prix (Losail), Qatar, pada Ahad 8 April
mencatat Jorge Lorenzo sebagai juara. Sedangkan pada seri kedua (29
April) di Jerez, Spanyol, podium pertama diraih oleh Casey Stoner. Dani
Pedrosa menjadi pembalap yang selalu naik podium tiga besar. Dengan
demikian nilai tertinggi masih ditangan “The Spaniard” Jorge Lorenzo.
Setiap tahun balapan mahal ini selalu menarik karena menghadirkan sesuatu yang baru. Baik pembalapnya, model baju balap (livery), sponsor, motor maupun regulasi atau aturannya. Sebagaimana diketahui tahun ini untuk kelas utama, mesin yang dipakai bukan lagi mesin 800 cc melainkan mesin 1000 cc. Perubahan tersebut akan menjadikan balapan semakin seru sekaligus membuat risiko semakin tinggi. Dengan mesin 800 cc saja Dani Pedrosa pernah mencapai top speed 349,3 km /jam, yang menjadi rekor tercepat sampai saat ini. Maka dengan motor 1000 cc kali ini, menurut Jorge Lorenzo kecepatannya bisa menembus 350 km/jam. Tetapi tidak hanya soal cc yang berubah di MotoGP, ada banyak hal yang baru di MotoGP. Apa saja yang baru di MotoGP 2012?
1. Claiming Rule Team (CRT)
CRT merupakan ”spesies” baru di MotoGP. CRT bukan tim pabrikan bukan pula tim satelit. Jika tim pabrikan dan satelit memakai motor prototype yang tidak dijual bebas, maka CRT menggunakan motor umum alias produksi massal. Tahun ini motor yang dipakai tim CRT antara lain Aprilia RSV4, Honda CBR 1000RR, BMW S1000RR, Kawasaki ZX 10R, Yamaha YZF-R1. Tetapi tim ini bukan perpanjangan tangan motor manapun, dengan kata lain tim ini independen. Soal performa mesin, motor CRT memang jauh dari tim satelit, apalagi dengan tim pabrikan Ducati, Honda atau Yamaha.
Untuk kualifikasi, perjuangan pertama tim CRT adalah memangkas waktu paling tidak 104% dari pembalap peraih tercepat (pole position). Jika melewati waktu tersebut maka pembalap CRT tidak bisa mengikuti balapan. Misalnya peraih waktu tercepat kualifikasi adalah Casey Stoner dengan waktu 2 menit 2,345 detik (122,345 detik-pen). Maka pembalap CRT harus meraih waktu 104% x 122,345 detik, hasilnya 127,238 detik atau 2 menit 7,238 detik. Jadi rata-rata pembalap CRT tak boleh ketinggalan lebih dari 5 detik dari waktu pembalap tercepat saat kualifikasi. Lebih dari itu, maka ia hanya bisa menonton balapan.
2. Bobot minimum motor 157 kg
Jika pada musim lalu berat motor setidaknya 153 kg, pada musim ini berat si kuda besi minimum 157 kg, lebih berat 4 kg dari aturan tahun lalu. Peraturan baru ini dianggap telat dan merugikan Honda dan Yamaha yang telah lebih dulu merancang motor dengan berat minimum 153 kg. Mau tidak mau kedua tim tersebut harus menambah berat 4 kg. Tambahan berat 4 kg tersebut bukanlah perkara gampang, sebab berat tersebut harus dibagikan secara cermat. Salah penempatan saja bisa menyebabkan motor tidak stabil, bergetar (chatter), atau mengurangi laju nol koma sekian detik, jadi sangat sensitif. Hal inilah yang membuat Stoner sempat frustasi. “Bayangkan, kita sudah mempunyai motor yang telah dikembangkan sedemikian rupa, tiba-tiba mereka mengubah regulasi,” ujar Stoner.
Menurut Dorna, selaku promotor MotoGP, aturan baru ini untuk membantu tim CRT. Sebab CRT memakai motor “pasaran” yang lebih berat. Jadi jika batasan minimumnya tetap 153 kg, maka CRT akan sangat kesulitan mengurangi bobot minimum motornya, selain itu biayanya sangat mahal untuk memodifikasi. Sebaliknya, jika “cuma” menambahkan berat bagi tim pabrikan dan satelit dianggap tak terlalu sulit. Dengan kebijakan ini Dorna berusaha agar tim CRT tak ketinggalan terlalu jauh dengan tim pabrikan. Ducati yang telat mendesain motor barunya cukup diuntungkan dengan berat minimum ini, sebab mereka tak harus mengubah (modifikasi) apapun. Walaupun sampai seri kedua tim Ducati masih tidak kompetitif bersaing dengan tim Honda dan Yamaha.
3. Nyalakan lampu belakang
Ini bukanlah lampu rem seperti pada umumnya motor jalanan yang menyala saat pengereman. Lampu belakang ini harus ada dan dinyalakan saat kondisi hujan (wet race), sehingga pembalap dibelakang bisa melihat dengan jelas posisi pembalap di depannya. Lampu belakang ini sepertinya mengikuti aturan pada balap Formula 1. Pada Formula 1 lampu belakang menyala berkedip-kedip, tentu saja demi keselamatan. Lampu belakang ini wajib untuk semua kelas MotoGP.
4. Pelindung tuas rem
Untuk menghindari pengereman mendadak akibat senggolan, maka setiap motor harus memasang pelindung tuas rem (brake lever protector) di bagian stang sebelah kanan. Karena biasanya saat lampu start menyala, pembalap sering terlihat berjejalan di tikungan pertama dan kedua. Pelindung tuas rem ini bertujuan mencegah kecelakaan massal karena pengereman mendadak yang tak disengaja. Terutama ketika pembalap sedang berkelompok atau saling berhimpitan di tikungan.
5. Ban yang lebih lunak
Dengan mesin yang lebih bertenaga, motor yang kian berat, maka diciptakanlah ban yang lebih lunak agar daya cengkramnya lebih kuat, khususnya dibagian roda belakang. Bridgestone selaku pemasok tunggal ban merancang ban yang lebih lunak dari biasanya, sehingga cepat dipanaskan. Tetapi kelemahannya ban akan cepat aus setelah dipakai beberapa putaran (lap). Faktor ban inilah yang menjadi salah satu penentu kemenangan pembalap. Pembalap yang “lembut” dan menghemat ban berpeluang memenangi balapan di akhir lomba. Gaya balap Stoner yang kasar di tikungan dianggap bisa menjadi titik kelemahan, balapan perdana di Qatar sudah menjadi bukti. Jorge Lorenzo dan Cal Crutchlow mungkin bisa memanfaatkan kelebihan ban lunak tersebut. Sebab kedua pembalap tersebut dikenal cukup lembut bermanuver dan pandai mengelola penggunaan ban. Untuk pemilihan ban yang aman dan berkualitas bagi pembalap, Loris Capirossi yang telah pensiun dari MotoGP dipercaya menjadi MotoGP Safety Advisor oleh Dorna.
6. Tak ada lagi kelas 125 cc
Kelas 125 cc atau biasanya disebut “kelas capung,” untuk tahun ini diganti namanya menjadi Moto3. Tetapi Moto3 menggunakan mesin 250 cc 4-tak. Jika pada kelas 125 cc (2-tak) terdahulu yang menjadi favorit adalah mesin Aprilia, maka untuk mesin 250 cc kali ini yang banyak dipakai pembalap adalah motor Honda dan KTM. Honda dan KTM dianggap lebih berpengalaman dalam kelas 250 cc 4-tak ini. Pedrosa dan Dovizioso juara dunia 250 cc dengan motor Honda. KTM pun punya prestasi yang membanggakan dimesin 250 cc.
Demikianlah beberapa hal yang baru dalam MotoGP 2012. Sebenarnya banyak aturan lain dalam MotoGP musim ini, seperti pembatasan jumlah mesin dan ban yang berbeda untuk tim pabrikan dan CRT, waktu tunggu untuk pembalap yang kena pinalti, hadirnya pembalap perempuan di Moto2, Elena Rossel, (Nomor 82) asal Spanyol dari tim QMMF Racing Team dan sebagainya. Selamat menikmati MotoGP 2012.[] Dari pelbagai sumber.
sumber : http://olahraga.kompasiana.com/balap/2012/05/06/yang-baru-di-motogp-2012/
Setiap tahun balapan mahal ini selalu menarik karena menghadirkan sesuatu yang baru. Baik pembalapnya, model baju balap (livery), sponsor, motor maupun regulasi atau aturannya. Sebagaimana diketahui tahun ini untuk kelas utama, mesin yang dipakai bukan lagi mesin 800 cc melainkan mesin 1000 cc. Perubahan tersebut akan menjadikan balapan semakin seru sekaligus membuat risiko semakin tinggi. Dengan mesin 800 cc saja Dani Pedrosa pernah mencapai top speed 349,3 km /jam, yang menjadi rekor tercepat sampai saat ini. Maka dengan motor 1000 cc kali ini, menurut Jorge Lorenzo kecepatannya bisa menembus 350 km/jam. Tetapi tidak hanya soal cc yang berubah di MotoGP, ada banyak hal yang baru di MotoGP. Apa saja yang baru di MotoGP 2012?
1. Claiming Rule Team (CRT)
CRT merupakan ”spesies” baru di MotoGP. CRT bukan tim pabrikan bukan pula tim satelit. Jika tim pabrikan dan satelit memakai motor prototype yang tidak dijual bebas, maka CRT menggunakan motor umum alias produksi massal. Tahun ini motor yang dipakai tim CRT antara lain Aprilia RSV4, Honda CBR 1000RR, BMW S1000RR, Kawasaki ZX 10R, Yamaha YZF-R1. Tetapi tim ini bukan perpanjangan tangan motor manapun, dengan kata lain tim ini independen. Soal performa mesin, motor CRT memang jauh dari tim satelit, apalagi dengan tim pabrikan Ducati, Honda atau Yamaha.
Untuk kualifikasi, perjuangan pertama tim CRT adalah memangkas waktu paling tidak 104% dari pembalap peraih tercepat (pole position). Jika melewati waktu tersebut maka pembalap CRT tidak bisa mengikuti balapan. Misalnya peraih waktu tercepat kualifikasi adalah Casey Stoner dengan waktu 2 menit 2,345 detik (122,345 detik-pen). Maka pembalap CRT harus meraih waktu 104% x 122,345 detik, hasilnya 127,238 detik atau 2 menit 7,238 detik. Jadi rata-rata pembalap CRT tak boleh ketinggalan lebih dari 5 detik dari waktu pembalap tercepat saat kualifikasi. Lebih dari itu, maka ia hanya bisa menonton balapan.
2. Bobot minimum motor 157 kg
Jika pada musim lalu berat motor setidaknya 153 kg, pada musim ini berat si kuda besi minimum 157 kg, lebih berat 4 kg dari aturan tahun lalu. Peraturan baru ini dianggap telat dan merugikan Honda dan Yamaha yang telah lebih dulu merancang motor dengan berat minimum 153 kg. Mau tidak mau kedua tim tersebut harus menambah berat 4 kg. Tambahan berat 4 kg tersebut bukanlah perkara gampang, sebab berat tersebut harus dibagikan secara cermat. Salah penempatan saja bisa menyebabkan motor tidak stabil, bergetar (chatter), atau mengurangi laju nol koma sekian detik, jadi sangat sensitif. Hal inilah yang membuat Stoner sempat frustasi. “Bayangkan, kita sudah mempunyai motor yang telah dikembangkan sedemikian rupa, tiba-tiba mereka mengubah regulasi,” ujar Stoner.
Menurut Dorna, selaku promotor MotoGP, aturan baru ini untuk membantu tim CRT. Sebab CRT memakai motor “pasaran” yang lebih berat. Jadi jika batasan minimumnya tetap 153 kg, maka CRT akan sangat kesulitan mengurangi bobot minimum motornya, selain itu biayanya sangat mahal untuk memodifikasi. Sebaliknya, jika “cuma” menambahkan berat bagi tim pabrikan dan satelit dianggap tak terlalu sulit. Dengan kebijakan ini Dorna berusaha agar tim CRT tak ketinggalan terlalu jauh dengan tim pabrikan. Ducati yang telat mendesain motor barunya cukup diuntungkan dengan berat minimum ini, sebab mereka tak harus mengubah (modifikasi) apapun. Walaupun sampai seri kedua tim Ducati masih tidak kompetitif bersaing dengan tim Honda dan Yamaha.
3. Nyalakan lampu belakang
Ini bukanlah lampu rem seperti pada umumnya motor jalanan yang menyala saat pengereman. Lampu belakang ini harus ada dan dinyalakan saat kondisi hujan (wet race), sehingga pembalap dibelakang bisa melihat dengan jelas posisi pembalap di depannya. Lampu belakang ini sepertinya mengikuti aturan pada balap Formula 1. Pada Formula 1 lampu belakang menyala berkedip-kedip, tentu saja demi keselamatan. Lampu belakang ini wajib untuk semua kelas MotoGP.
4. Pelindung tuas rem
Untuk menghindari pengereman mendadak akibat senggolan, maka setiap motor harus memasang pelindung tuas rem (brake lever protector) di bagian stang sebelah kanan. Karena biasanya saat lampu start menyala, pembalap sering terlihat berjejalan di tikungan pertama dan kedua. Pelindung tuas rem ini bertujuan mencegah kecelakaan massal karena pengereman mendadak yang tak disengaja. Terutama ketika pembalap sedang berkelompok atau saling berhimpitan di tikungan.
5. Ban yang lebih lunak
Dengan mesin yang lebih bertenaga, motor yang kian berat, maka diciptakanlah ban yang lebih lunak agar daya cengkramnya lebih kuat, khususnya dibagian roda belakang. Bridgestone selaku pemasok tunggal ban merancang ban yang lebih lunak dari biasanya, sehingga cepat dipanaskan. Tetapi kelemahannya ban akan cepat aus setelah dipakai beberapa putaran (lap). Faktor ban inilah yang menjadi salah satu penentu kemenangan pembalap. Pembalap yang “lembut” dan menghemat ban berpeluang memenangi balapan di akhir lomba. Gaya balap Stoner yang kasar di tikungan dianggap bisa menjadi titik kelemahan, balapan perdana di Qatar sudah menjadi bukti. Jorge Lorenzo dan Cal Crutchlow mungkin bisa memanfaatkan kelebihan ban lunak tersebut. Sebab kedua pembalap tersebut dikenal cukup lembut bermanuver dan pandai mengelola penggunaan ban. Untuk pemilihan ban yang aman dan berkualitas bagi pembalap, Loris Capirossi yang telah pensiun dari MotoGP dipercaya menjadi MotoGP Safety Advisor oleh Dorna.
6. Tak ada lagi kelas 125 cc
Kelas 125 cc atau biasanya disebut “kelas capung,” untuk tahun ini diganti namanya menjadi Moto3. Tetapi Moto3 menggunakan mesin 250 cc 4-tak. Jika pada kelas 125 cc (2-tak) terdahulu yang menjadi favorit adalah mesin Aprilia, maka untuk mesin 250 cc kali ini yang banyak dipakai pembalap adalah motor Honda dan KTM. Honda dan KTM dianggap lebih berpengalaman dalam kelas 250 cc 4-tak ini. Pedrosa dan Dovizioso juara dunia 250 cc dengan motor Honda. KTM pun punya prestasi yang membanggakan dimesin 250 cc.
Demikianlah beberapa hal yang baru dalam MotoGP 2012. Sebenarnya banyak aturan lain dalam MotoGP musim ini, seperti pembatasan jumlah mesin dan ban yang berbeda untuk tim pabrikan dan CRT, waktu tunggu untuk pembalap yang kena pinalti, hadirnya pembalap perempuan di Moto2, Elena Rossel, (Nomor 82) asal Spanyol dari tim QMMF Racing Team dan sebagainya. Selamat menikmati MotoGP 2012.[] Dari pelbagai sumber.
sumber : http://olahraga.kompasiana.com/balap/2012/05/06/yang-baru-di-motogp-2012/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar